Senin, 30 Desember 2013

Estetika Idealisme Jerman abad 19

Pada postingan kali ini saya akan membahas pandangan mengenai estetika pada abad 19 di Jerman menurut GWF Hegel (1770-1831). Ia adalah tokoh enting dari periode Idealisme Jeman. Karya terpentingnya adalah The Phenomenalogy of Spirit. Hegel juga seorang dosen, ia mengajar bidang Estetika, Flisafat Agama, dan filsafat Sejarah.


Konsep kunci dalam Filsafat Hegel:

  1. Dialektika
  2. Roh
  3. Kesadaran diri
  4. Kebebasan

Dialeketika

Merupakan pola argumentasi yang melibatkan adanya ide yang dianggap benar (Thesis), dan penyangkalnya (Antithesis), sehingga muncul / membuat jawaban atau hal baru (Sintesis).

Thesis X Anti-Thesis = Sinthesis
Contoh: 
Thesis >> Facebook
Antithesis >> tidak praktis, terlalu banyak memuat hal-hal yang kurang penting
Sintesis >> muncul Twitter
Hegel menggunakan dialektika untuk menjelaskan sejarah. Dengan adanya dialektika muncul banyak hal hal baru yang merubah sejarah. ( evolusi sejarah). Sejarah berevolusi secara dialeklis ( dialektika sejarah)
Sebelum zaman Hegel, dialektika hanya dipakai untuk menemukan prinsip-prinsip dasar saja, bukan hal hal baru.


Roh

Hegel menyebutkan bahwa sejarah terdiri dari manusia, kelompok, dan Roh (roh/spirit/geist/semangat zaman). Tiap periode sejarah, memiliki semngat zaman dan semangat ini terbentuk dari ide ide yang disepakati dalam masyarakat.


Ide/gagasan sifatnya kolektif ( bersift sosial bukan ideal) hal ini dikarenakan ide yang kita punya datang dari lingkungan sekitar (bukan dari dalam diri) jadi sifatnya sosial dan membentuk apa yang disebut Roh/ Semangat zaman kita.
Manusia mempunyai ide-ide dalam dirinya, misalnya saya harus lulus kuliah, saya harus menjadi orang sukses, dll. Ide-ide ini datangnya dari lingkungan kita, seperti guru, keluarga, teman-teman, film, buku, tempat-tempat yang bagus, dan lain-lain (sosial). oleh karena itu, ide yang bersifat sosial inilah yang membentuk roh/semangat zaman.


Kesadaran Diri


Sama seperti sejarah, roh juga berkembang secara dialektif. Yang membentuk roh/ semangat zaman adalah Self Consciousness atau kesadaran diri yang bersifat kolektif/sosial.

Kesadaran diri (kolektif) adalah gagasan yang secara umum dipegang oleh masyarakat.

Gagasan yang ada dan dipegang dalam kelompok ini pada awalnya berasal dari individu kita sendiri. Ide ini bergerak dan berkembang menjadi lebih kompleks (dipengaruhi pengetahuan, buku-buku, berita, dll) menjadi kesadaran kolektif yang diketahui oleh semua orang, sehingga lahirlah budaya.

Budaya menurut Hegel adalah kesepakatan, norma, gagasan, yang disepakati secara umum oleh suatu kelompok.



Kebebasan


Menurut Hegel manusia / seseorang menjadi bebas ketika ia menyadari segala potensi dalam dirinya dan merealisasikannya sebagai makhluk raional.
Manusia yang bebas adalah manusia yang bergerak / berupaya untuk merealisasikan potensi dalam dirinya.Misalnya jika seseorang mempuyai bakat menulis dan ia mengetahui kemampuannya tersebut dan terus berlatih menulis sampai ia pada akhirnya menjad penulis terkenal yang sukses, hal inilah yang disebut Hegel sebagai kebebasan.

Contoh kebebasan:
orang bisa mengakses apa saja di internet kapanpun dan dimanapun, tetapi bukan hal itu yang disebut kebebasan, orang tersebut disebut bebas ketika orang tersebut tahu bahwa internet memiliki banyak potensi bagi dirinya dan ia merealisasikannya dengan memanfaatkan internet.

Kebebasan dapat memajukan / menggerakan semangat zaman.



Seni Menurut Hegel

Merupakan ekspresi roh (semngat zaman digambarkan melalui seni).

Tahapan / evaluasi seni menurut Hegel:
  1. Simbolik : Roh belum bebas sepenuhnya, masih mencari potensi (semangat zaman belum bebas)
  2. Klasik : Sudah bebas dan menemukan potensi
  3. Romantik : Melampaui nalar

Simbolik
masyarakat belum bisa mengekspresikan semangat zaman mereka karena belum tahu potensi yang mereka miliki, oleh karena itu bentuk keseniannya pun masih abstrak. contoh: sphinx, piramida, candi. ketika kita melihat karya karya ini, kita tidak dapat mengetahui artinya/maknanya.


Klasik
roh/ semngat zaman sudah bebas dan menemkan potensi mereka, misalnya diawali oleh masyarakan yunani kuno. mereka sudah mengetahui potensi dalam diri mereka sehingga dapat merealisasikan potensi/ide mereka. manusia pada abad ini sudah menyadari bahwa mereka adalah makhluk yang bernalar. hal ini nampak jelas pada karya seninya yang bersifat realis (anatomi, pose, dll). Contoh karya: patung" yunani kuno. pada masa ini juga lahir yang di sebut Pure Beauty karena karya-karya ini menunjukan potensi yang terdapat pada manusia.

Romantik
manusia mempunyai potensi lain di luar nalar. hal ini ditunjukan dengan manusia yang bisa berimajinasi (tidak masuk akal).
karakteristik peroiode romantik adalah seni bisa menggambarkan hal hal lain di luar realita.


Seni simbolik mencari kesatun ide yang sempurna dengan bentuk bentuk luar; seni klasik menemukan nya karena indera indera serta imajinasi dalam representasi individualitas spiritual; seni romantik melampauinya atau mengatasinya dalam spiritualitas tidak terbatas yang mengatasi dunia nyata.









marcellinafanny/12120210117






Tidak ada komentar:

Posting Komentar