Kesalahan filsafat barat adalah menelan bulat-bulat semua hal dan tidak dikritisi. Berbeda dengan filsafat Kant yang kritis dan tidak Dogmatis. Kritis disini adalah mengenai pertanyaan-pertanyaan umum seperti, apa itu akal? aa itu pengetahuan? dari mana datangnya semua itu? , dll.
Project Filosofis Kant: Kritik atas Rasio Manusia.
Kritik atas Rasio Murni
- diterbitkan tahun 1781
- mengkritik semua pengetahuan bersifat analitik dan bersumber dari rasio murni (membahas apa yang dimaksud dengan pengetahuan)
- menyatakan ada pengetahun yang bersifat sintetik dan apriori
- Resolusi Kopernikan.
Gagasan Analitik
Gagasan yang kesimpulannya sudah diketahui dari subjeknya. (hubungan mutlak antara subjek dan kesimpulan)
contoh: Pohon mangga (s) itu pohon (kesimpulan) >> pohon mangga sudah pasti pohon
Ibu (s) itu adalah wanita (kesimpulan) >> seorang ibu sudah pasti wanita.
*kesimpulan sudah terlihat/tergambar dari subjeknya.
Gagasan Sintetik
= a priori (ide bawaan)
hubungan yang tidak mutlak antara subjek dan kesimpulan.
contoh: pohon itu tinggi
wanita itu sangat cantik
* pohon tidak harus tinggi dan wanita tidak semunya cantik
kesimpulan di ambil dari apa yang belum ada di dunia ini (baru/tidak mutlak). menurut Khan gagasan analitik tidak membuat kita memiliki pengetahuan baru karena semuanya sudah pasti/mutlak, sehingga harus diimbangi dengan gagasan sintetik.
Menurut Khan ada tiga macam rasio:
- Rasio Murni (mengetahui) : memperjelas pengetahua kita / asal pengetahuan kita.
- Rasio Praktis ( melakukan) : memperjelas apa yang mendorong kita mempunyai keinginan/melakukan ini dan itu.
Rasio praktis memberi perintah atas semua tindakan kita, yang sama untuk semua manusia tanpa terkecuali
Imperatif Kategoris: semua yang dilakukan bisa mnjadi hukum universal.
contoh: jika kita meminjam barang dan tidak mengembalikannya itu menjadi sah dan diperbolehkan asalkan semua orang melakukan hal yang sama (universal).3. Rasio Pertimbangan (merasakan): menjelaskan apa yang kita rasakan.
(contoh: alasan mengapa kita senang jika melihat hal-hal yang indah.)
Ada perbedaan antara rasa senang yang datang dari keindahan dan yang ditimbulkan dari hal lain. Rasa senang itu datang dari:
- The Agreeable: datang dari hal yang sifatnya fisik : contoh > rasa senang saat menyantap makanan yang enak.
- The Good: datang dari hal yang sifatnya mental: contoh > rasa senang saat bertemu orang yang ramah.
- Beauty (keindahan) : berbeda dari agreeble dan good. Keindahan lebih dari kedua hal tersebut. Keindahan mempunyai beberapa aspek. yaitu:
- Kualitas : tanpa pamrih. Mengambil sika serta pertimbangan atas nilai yang melekat pada bendanatau karya seni itu sendiri, dan tidak tergantung pada moralitas, manfaat, keuntungan pribadi atau kepuasan inderawi.
- Kuantitas: Universal. Seni itu memiliki sisi subjektif akan tetapi terlepas dari kepentingan diri sendiri sehingga berpeluang mendapatkan kesepaktan dengan orang lain.
* Dalam seni, pertimbangan tidak bersifat objektif universal seperti yang berlaku dalam ilmu alam atau sains, melainkan bersifat subjektif universal. Artinya, semua orang setuju bahwa sesuatu itu indah bukan karena harus setelah terbukti lewat argumen objektif seperti dalam kebenaran ilmiah, tetapi setuju karena terdorong untuk setuju berkat pertimbangan estetis.
- Relasi (purposiveness without purpose) : semua yang ada mempunyai tujuan akhir. Tujuan benda-benda yang indah tidak harus dihubungkan dengan benda tersebut/fisiknya. (tada tapi tidak jelas fungsinya). Seni tidak perlu fungsional. Tujuan akhir tidak terlalu jelas.
- Modalitas (keniscayaan) : Bukan berarti mutlak. Kalau memang suatu benda indah, niscaya semua orang setuju / mempunyai pertimbangan atau penilaian yang sama dari orang lain.
Beauty / keindahan membuat kita merasa suka tanpa alasan tertentu.
Yang Sublime (The Sublime)
Rasa senang yang membuat kita keluar dari rasio-rasio yang ada.
Indah = masih masuk akal / rasio
Sublim = keluar dari batasan rasio, nyaris tidak masuk akal.
Menurut Kant, yang sublim haruslah:
- Yang besar/agung, sehingga nyaris tidak masuk akal. Contohnya adalah Tembok China, Sphinx, Piramida, etc. Hal ini dinamakan Kesubliman Matematis.
- Yang mampu mengundang imajinasi kita. Misalnya saat melihat jurang yang dalam, kita merasa ngeri dan membayangkan bagaimana jika kita terjatuh dari sana. Hal ini dinamakan Kesubliman Dinamis.
Bagaimana cara membedakan keindahan dengan yang sublim?
Jika berhadapan dengan yang sublim, orang akan mengalami rasa kagum dan gentar. Rasa puas yang ditimbulkan berbeda, karena keindahan menimbulkan rasa puas yang ceria dan ringan, sedangkan sublimitas menimbulkan rasa puas yang berat dan serius.
Keindahan menimbulkan rasa puas yang positif, sedangkan sublimitas menimbulkan rasa puas yang negatif.
-mf 117-
Tidak ada komentar:
Posting Komentar