Rabu, 06 November 2013

Estetika Inggris, Estetika Empirisisme

*point penting : Untuk pertama kalinya pada estetika, konsep-konsep seperti "imajinasi" dan "selera" memiliki posisi mereka tersendiri dan "keindahan" dibedakan dari yang sublim.


Empirisisme sebagai Sistem Filosofis Utama

  • Seperti rasionalisme, terfokus pada "Epistemologi" teori tentang pengetahuan
  • Menurut empirisisme, sumber pengetahuan adalah 'pengalaman inderawi" dan bukan "benak"
  • Pendekatan ini memiliki dampak langsung pada penilaian akan estetika.

Beda antara estetika Rasionalisisme dengan Empirisisme:
  • Rasionalisme: Keindahan berharga karena menjadi bagian dari kebenaran
  • Emiprisisme: Keindahan berharga kerena dapat menimbulkan rasa nikmat / pleasure.


3rd Earl of Shaftesbury (Anthony Ashley Cooper) 1671-1713

Ia menyatakan konsep tentang "Ketanpa Pamrihan"
Ketanpa pamrihan disini berarti terlepas dari kepentingan-kepentingan pribadi seseorang.
Seseorang bisa mengapresiasi dan menikmati keindahan tersebut tanpa rasa ingin memilikinya. (hanya  sekedar menikmati).


Hutcheson (1694-1746)

Ia menyatakan konsep tentang "Indera Internal dan Unformity in Variety"

karya terbesar : An Inquiry into the Original of Our Ideas of Beautyand Virtue (1725) and Inquiry Concerning Beauty, Order, Harmony, Design (1738)

Ia mengatakan sumber dari pleasure itu berasal setengah dari diri kita sendiri dan setengah lagi dari benda itu sendiri.

Indera internal itu seperti benak, ia tidak berbentuk.
Indera Internal / Internal Sense, tidak berbentuk tapi juga bisa merasakan seperti indera-indera lain yang kita punya (mata,telinga,dll).
Bisa dikatakan, Internal Sense merupakan kemampuan kita menerima stimulus-stimulus dari sekitar dan mencerna stimulus tesebut sehingga dapat menghasilkan rasa nikmat/pleasure (Reseptifitas).

Uniformity in Variety (sumber dari benda/fisik)
Kesatuan dalam keberagaman pada suatu benda adalah sumber rasa nikmat dari benda-benda tersebut.
Elemen-elemen berdiri sendiri tapi akan menjad satu kesatuan apabila sudah digabung atau tergabuang menjadi satu benda. 


David Hume (dipengaruhi oleh John Locke)

Ia dianggap sebagai filsuf empirisisme terpenting.

Karya terbesar: a Treatisme on Human Nature (1739)

Kontribusi: 

  1. Penjelasan bahwa pengetahuan datang dari pengalaman inderawi. (prinsip-prinsip asosiasi)
  2. Teori tentang Standar Selera
Pengalaman sifatnya subjektif, tap saat membicarakan tentang keindahan, tetap memiliki sisi ocjektifitasnya. Objektifitas ada karena adanya Standard of Taste.

Standard of Taste:
  • Kehalusan, kepekaan (delicacy)
  • pikiran sehat (good sense) : tolak ukur keindahan dibuat oleh orang uang berpikir sehat
  • terlatih (practice)
  • punya perbandingan: makin sering melihat karya seni, makan akan makin terlatih, sehingga kita bisa membandingkan mana karya yang bagus dan mana yang kurang.
  • bebas dari prasangka/bias: misalnya kita mengagumi Van Gogh dan menganggap semua karyanya paling bagus diantara yang lain (penilaian subjektif).

Hume berpendapat bahwa ide atau gagasan datang dari pengalaman atau kesan inderawi. dengan kata lain, isi pikiran manusia tergantung pada aktivitas inderawi. Menurut Hume, pikiran kita bekerja berdasarkan 3 Prinsip Pertautan Gagasan, yaitu:
  • Kemiripan: gagasan di tautkan berdasarkan adanya kemiripan antar suatu hal dengan hal lain. Misalnya baju bermotif loreng" macan yang ditautkan dengan macan yang sesungguhnya.
  • Kedekatan hubungan: benda benda yang berbeda dapat saling dihubungkan karena mempunyai kedekatan hubungan. Misalnyasaat membayangkan bioskop, pasti kita juga membayangkan adanya popcorn, loket tiket,dll. Hal ini karena benda-banda tadi dekat hubungannya sehingga bisa dikaitkan.
  • Sebab akibat: misalnya saat memikirkan cabai, kita pasti akan memikirkan pula rasa pedas yang ditimbulkan dari cabai tersebut. Atau saat membayangkan luka pasti kita dapat membayangkan rasa sakitnya pula.



Edmund Burke (1728-1797)

Ia selain filsuf juga merupakanseorang politikus. Karya terbesarnya adalah " The Philosophical Inquiry into the Origin of Our Ideas of the Sublime and the Beautiful (1790).

Kontribusi terbesarnya adalah " Konsep tentang yang sublim yang dibedakan dari yang indah.

Yang sublim / sublime adalah segala sesuatu yang tidak cantik dan tidak indah akan tetapi tetap dapat menimbulkan daya tarik. Ada sisi menarik yang dapat menimbulkan kenikmatan (pleasure)bagi si pengamat. 








-mf 117-








Tidak ada komentar:

Posting Komentar