Plato
Plato adalah seorang "idealis" ia percaya segala sesuatu dari segala yang ada bersumber dari IDEA
Sifat metafsika Plato adalah bersifat abstrak (Idea)Idea disini adalah sebuah prinsip universal yang memungkinkan segala sesuatu untuk ada.
- sumber dari segala yang ada
- kebenaran sejati
- Dunia Ide
- Dunia Penampakan (tempat kita berada sekarang) (yang dapat dilihat/ dirasakan oleh indra kita)
Tidak berawal dan tidak berakhir, sifatnya kekal dan universal.Idea hanya bisa diakses melalui nalar
Kata Kunci
- Kebenaran yang universal : Benar bukan hanya untuk diri sendiri tapi berlaku juga untuk semua orang
- Kebenaran yang kekal : tidak akan dilupakan/hilang
- Kebenaran didapatkan melalui kapasitas akal/nalar
Plato mengatakan tubuh itu sifatnya tidak kekal dan membelenggu, sedangkan pikiran atau nalar, sangat penting bagi Plato. Hal ini karena menurut Plato dengan adanya kemampuan indra tubuh kita, justru akan membuat kita tidak akan mencapai idea.
Misal: biasanya jika kita hendak merasakan sesuatu, kita hanya mengandalkan indra kita saja entah itu dengan melihat, mendengar, dll, jarang sekali kita menggunakan nalar kita. Sedangkan IDEA hanya bisa dicapai melalui nalar. Oleh karena itu Plato mengesampingkan tubuh/fisik.
Teori Plato
Seni adalah Imitasi (mimesis-mimeseos) tiruan dari tiruanperumpamaannya: jika ada lukisan bergambar vas bunga, lukisan itu adalah kw 2 nya ,sedangkan vas bunga yg asli adalah kw 1 nya. Dan yang benar-benar asli adalah idea dari vas bunga tersebut.
Maka dari itu seni bagi Plato berbahaya, karena seni:
- semakin menjauhkan kita dari Idea
- seni bersifat emosional (untuk mencapai idea harus melalui nalar dan pemikiran yang bersih, tanpa emosional)
Aristoteles
Sifat metafisika Aristoteles adalah Empiris , yaitu bersifat konkrit (fisik), logika. Berbeda dengan sifat metafisika Pluto yang abstrak (idea).
Teori metafisika Aristoteles
Hyle - Morfisme
- Hyle: "materi" >> kemungkinan suatu benda untuk mempunyai bentuk
- Morfisme: "Bentuk" >> prinsip yang memberikan aktualitas/kenyataan pd materi.
- Penyebab material (bahan bahan yang membentuk suatu benda)
- Penyebab formal (prinsip/rumus yang menyusun material / benda tersebut)
- Ppenyebab efisien (penggerak yang menjalankan causes material sesuai dengan rumus/ causes formalis)
- Penyebab final (tujuan dibuatnya benda tadi)
* Jadi karena Aristoteles lebih konkrit pemikirannya, ia menghargai Aestesis, (pengalaman indrawi) dan seni sedangkan Plato tidak (pemikirannya abstrak).
Seni dan Katharsis atau "pemurnian"Katharsis adalah saat dimana manusia meluapkan emosi nya (titik puncak emosi). Setelah sampai pada titik ini, pikiran manusia umumnya akan menjadi jernih, sehingga bisa menemukan kebenaran sebenarnya.
Jadi , seni untuk Aristoteles itu berharga karena dapat membawa kita ke titik katharsis.
Plotinus
Disebut sebagai filsuf neo platonis, karena ia membangkitkan ajaran Plato (di campur ajaran lain, termasuk ajaran Aristoteles)
Teori metafisika Plotinus: Teori Emanasi dan Remanasi
>> Segala sesuatu datang dari sumber dan kembali ke sumber asalnya.
Tahap Remanasi:
- pemurian diri (melalui kesenian)
- kontemplasi (renungan renunga filsafat untuk mencapai pemurnian)
- penyatuan/peleburan (aksi pantang dan puasa untuk mencapai pemurnian)
Estetika Plotinus:
Keindahan dan Kesakralan
Dalam teori Plotinus adanya pembedaan antara Keindahan luar dan Keindahan Dalam
Keindahan luar yaitu yang hanya ditangkap melalui indra (fisiknya saja) saja sedangkan Keindaha luar yaitu yang hanya dapat ditangkap melalui nalar (didasari idea) .
Seni dalam ajaran Plotinus, suatu sisi bisa bersifat Konkrit disuatu sisi bisa bersifat abstrak.
Seni dianggap sakral oleh Plotinus karena terlibat dalam tori emansai dan remanasi (purification) sehingga bisa mendekatkan pada yang Esa.
Yang Esa disini berarti : kondisi paling dasar yang harus dimiliki sesuatu untuk menjadi nyata.
-mf 117-
Tidak ada komentar:
Posting Komentar