Sabtu, 21 September 2013

Estetika Yunani Kuno

Cara pandang para tokoh mengenai Estetika dan seni.


Plato

Plato adalah seorang "idealis" ia percaya segala sesuatu dari segala yang ada bersumber dari IDEA


Sifat metafsika Plato adalah bersifat abstrak (Idea)
Idea disini adalah sebuah prinsip universal yang memungkinkan segala sesuatu untuk ada.

  • sumber dari segala yang ada
  • kebenaran sejati
Plato membedakan dunia menjadi 2 yaitu:

  • Dunia Ide
  • Dunia Penampakan (tempat kita berada sekarang) (yang dapat dilihat/ dirasakan oleh indra kita)
Lalu Idea itu sendiri datang dari mana?
Tidak berawal dan tidak berakhir, sifatnya kekal dan universal.
Idea hanya bisa diakses melalui nalar 

Kata Kunci

  1. Kebenaran yang universal : Benar bukan hanya untuk diri sendiri tapi berlaku juga untuk semua orang
  2. Kebenaran yang kekal : tidak akan dilupakan/hilang
  3. Kebenaran didapatkan melalui kapasitas akal/nalar
Plato mengatakan tubuh itu sifatnya tidak kekal dan membelenggu, sedangkan pikiran atau nalar, sangat penting bagi Plato. Hal ini karena menurut Plato dengan adanya kemampuan indra tubuh kita, justru akan membuat kita tidak akan mencapai idea.

Misal: biasanya jika kita hendak merasakan sesuatu, kita hanya mengandalkan indra kita saja entah itu dengan melihat, mendengar, dll, jarang sekali kita menggunakan nalar kita. Sedangkan IDEA hanya bisa dicapai melalui nalar. Oleh karena itu Plato mengesampingkan tubuh/fisik.

Teori Plato

 Seni adalah Imitasi (mimesis-mimeseos) tiruan dari tiruan
perumpamaannya: jika ada lukisan bergambar vas bunga, lukisan itu adalah kw 2 nya ,sedangkan vas bunga yg asli adalah kw 1 nya. Dan yang benar-benar asli adalah idea dari vas bunga tersebut. 

Maka dari itu seni bagi Plato berbahaya, karena seni:

  • semakin menjauhkan kita dari Idea
  • seni bersifat emosional (untuk mencapai idea harus melalui nalar dan pemikiran yang bersih, tanpa emosional)

Aristoteles

Sifat metafisika Aristoteles adalah Empiris , yaitu bersifat konkrit (fisik), logika. Berbeda dengan sifat metafisika Pluto yang abstrak (idea).

Teori metafisika Aristoteles

Hyle - Morfisme 
  • Hyle: "materi" >> kemungkinan suatu benda untuk mempunyai bentuk
  • Morfisme: "Bentuk" >> prinsip yang memberikan aktualitas/kenyataan pd materi.
Menurut Aristoteles, segala sesuatu yang ada disebebkan oleh 4 Penyebab (4 Causes)
  1. Penyebab material (bahan bahan yang membentuk suatu benda)
  2. Penyebab formal (prinsip/rumus yang menyusun material / benda tersebut)
  3. Ppenyebab efisien (penggerak yang menjalankan causes material sesuai dengan rumus/ causes formalis)
  4. Penyebab final (tujuan dibuatnya benda tadi)
* Jadi karena Aristoteles lebih konkrit pemikirannya, ia menghargai Aestesis, (pengalaman indrawi) dan seni sedangkan Plato tidak (pemikirannya abstrak).

Seni dan Katharsis atau "pemurnian"
Katharsis adalah saat dimana manusia meluapkan emosi nya (titik puncak emosi). Setelah sampai pada titik ini, pikiran manusia umumnya akan menjadi jernih, sehingga bisa menemukan kebenaran sebenarnya.

Jadi , seni untuk Aristoteles itu berharga karena dapat membawa kita ke titik katharsis.


Plotinus

Disebut sebagai filsuf neo platonis, karena ia membangkitkan ajaran Plato (di campur ajaran lain, termasuk ajaran Aristoteles)

Teori metafisika Plotinus:  Teori Emanasi dan Remanasi
>> Segala sesuatu datang dari sumber dan kembali ke sumber asalnya.

Tahap Remanasi:

  1. pemurian diri (melalui kesenian)
  2. kontemplasi (renungan renunga filsafat untuk mencapai pemurnian)
  3. penyatuan/peleburan (aksi pantang dan puasa untuk mencapai pemurnian)
Estetika Plotinus:
Keindahan dan Kesakralan

Dalam teori Plotinus adanya pembedaan antara Keindahan luar dan Keindahan Dalam

Keindahan luar yaitu yang hanya ditangkap melalui indra (fisiknya saja) saja sedangkan Keindaha luar yaitu yang hanya dapat ditangkap melalui nalar (didasari idea) .

Seni dalam ajaran Plotinus, suatu sisi bisa bersifat Konkrit disuatu sisi bisa bersifat abstrak.

Seni dianggap sakral oleh Plotinus karena terlibat dalam tori emansai dan remanasi (purification) sehingga bisa mendekatkan pada yang Esa.

Yang Esa disini berarti : kondisi paling dasar yang harus dimiliki sesuatu untuk menjadi nyata.










-mf 117-





Jumat, 06 September 2013

Aesthetics 1st week

Contoh karya:

Leboye karya Hermawan Tanzil
  • Sebuah buku yang tipografi di dalamnya dipengaruhi motif-motif nusantara
  • bisa dikatakan inti dari design ini adalah untuk menciptakan hal-hal baru, tidak boleh meninggalkan hal lama seperti tradisi.

Introduction


Apa itu Estetika?

Faktor-faktor yang Membetuk Pengalaman Estetika

Kenapa Harus Peduli terhadap Estetika?

Apa yang Didapatkan dari Estetika?


  • Apa itu Estetika?
Estetika berasal dari kata Yunani Kuno yaitu Aisthanomai yang berarti mengamati dengan indera.
Kata ini terkait dengan aesthesis, yaitu pencerapan / perception.
membicarakan tentang hal - hal yang dirasaka indera/mengamati dengan indera/pengalaman inderawi.
Definisi estetika menurut buku karya Matius Ali:

  • merupakan ilmu pengetahuan tentang pengamatan inderawi
  • renungan filosofi tentang seni/filsafat seni
  • estetika tidak hanya menyelidiki yang indah tapi juga yang buruk
  • membicarakan masalah citarasa/taste
Cakupan teori" estetika:
  • penyelidikan tentang yang indah
  • penyelidikan prinsip-prinsip landasan seni
  • pegalaman yang berkaitan dengan seni, penciptaan seni, penilaian/refleksi terhadap karya seni

  • Faktor-faktor yang Membetuk Pengalaman Estetika
Teori Fenomenologi: ilmu yang membahas tentang pengalaman/ fenomena yang dialami manusia
 a.  Kita adalah makhluk yang bertubuh

  • lewat tubuh kita bisa mengalami/merasakan sesuatu termasuk pengalaman estetik
  • pegalaman apapun, termasuk pengalaman estetis berawal dari kenyataan bahwa kita adalah makhluk yang bertubuh
  • tubuh terdiri dari lapisan indrawi/fisik dan mental (ingatatan,nalar,imajinasi)/akal. pengalaman estetik tidak hanya dirasakan melalui fisik tapi juga mental/akal
b.  Kita adalah makhluk yang terus berubah
  • pengalaman esetis, sebagai pengalaman bertubuh dapat mendorong terjadinya perubahan/transformasi. Misalnya perubahan terhadap selera musik seseorang seiring bertambahnya usia.
c.  Kita adalah makhluk kognitif (berfikir/bernalar)

  • kita terus melakukan penilaian atau analisa atau kritisisasi
  • transformasi / perubahan yang terjadi dalam suatu pengalaman estetis adalah dorongan untuk memulai suatu proses penilaian
  • misalnya kita selalu menilai sesuatu itu bagus atau tidak., indah atau tidak,dll

  • Kenapa Harus Peduli terhadap Estetika?
Argumen yang menentang estetika:
  • sifatnya fana: yang kita alami dari indera sifatnya cepat pintas dan hanya berlangsung sementara
  • sifatnya ambigu/tidak konsisten: tidak dapat dijelaskan secara pasti/persis seperti pada halnya di dala ilmu matematika/logika.
  • sifatnya subjektif: hanya bisa dirasakan sendiri, tidak bisa dibagi dengan orang lain dan begitupun sebaliknya.
  • tidak berguna

  • Apa yang Didapatkan dari Estetika?
estetika dapat memberikan rangsangan terhadap diri kita, sehingga kia mampu menjabarkan atau bisa menjelaskan suatu hal, mengapa hal tersebut bisa dikatakan indah, buruk, bagus, dan sebagainya.

Penggambarannya: misalnya kita menyukai suatu novel karena menurut kita novel tersebut memiliki alur cerita yang bagus, menarik, dll. Tapi terkadang kita sulit menjabarkan kepada orang lain mengapa novel itu bagus atau dibagian mana yang membuatnya menarik.
Dengan mempelajari estetika, kita dirangsang untuk dapat menjabarkan semua alasan tersebut.


Kata Kunci Tiap Zaman

a. Yunani Kuno : Kosmosentrisme
  • alam (kosmos) dianggap sakral dan menjadi acuan refleksi makrokosmos dan mikrokomos.
b.  Abad pertengahan awal: Teosentrisme
  • agama (Tuhan) menjadi acuan refleksi estetika
c.  Masa Modern: Antroposentrisme
  • manusia (anthropos) menjadi titik pusat penyelidikan filsafat, dipicu oleh zaman renaisans barat
  • manusia mulai menyadari kemampuan diri mereka. Oleh karena itu pada masa ini mulai terdapat temuan-temuan.
d.  Abad 20-21: Teknologi Informatika
  • teknologi, informasi, dan simulasi digital sebagai komoditas.
  • Kata kunci: simulacrum, simulasi digital, realitas virtual, hiper realitas, hologram.


-mf 117-